Dalam mencegah kemungkinan penyebaran penyakit covid-19 ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diberlakukan di Jakarta. Namun hal tersebut tidak membatasi kegiatan berolahraga lho!

Banyak masyarakat memanfaatkan kegiatan PSBB ini untuk berolahraga. Kamu juga bisa melakukan sejumlah olahraga di bawah ini agar badan kamu tetap terasa sehat.

Berikut olahraga yang dapat menjadi pilihan di masa PSBB:

1. Jalan Santai

Jalan santai menjadi salah satu olahraga ringan yang dapat kamu lakukan saat ini. Jalan santai dapat kamu lakukan baik di rumah maupun di luar rumah. Kamu bisa melakukan olahraga ini selama 20-30 menit setiap harinya. Namun jika kamu memilih untuk melakukannya di luar rumah, kamu harus memiliki kondisi tubuh yang sehat dan selalu patuhi protokol kesehatan dengan melakukan physical distancing ya.

2. Bersepeda

Di masa pandemi ini, bersepeda menjadi tren dikalangan masyarakat. Banyak orang memilih bersepeda untuk menghilangkan penat setelah berminggu-minggu dirumah. Namun bersepeda di masa pandemi ini berbeda dengan bersepeda sebelumnya karena kita perlu memperhatikan sejumlah hal seperti memakai masker agar tidak terpapar virus covid-19.

3. Senam

Pilihan olahraga lainnya yang dapat kamu lakukan selama PSBB yaitu senam. Olahraga satu ini sangat sederhana dan dapat dilakukan di rumah lho.

Kamu hanya perlu mencari video tutorial senam yang tersedia di internet dan mengikuti tiap gerakannya. Selain itu, kamu juga bisa melakukan video call dengan teman untuk melakukan senam bersama.

4. Kardio

Olahraga kardio merupakan olahraga yang paling efektif untuk membakar lemak. Dalam hal ini, kamu bisa melakukan skipping di rumah. Bahkan, jika kamu memiliki treadmill atau alat kardio lainnya, kamu bisa memanfaatkannya lho.

World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan bagi masyarakat untuk tetap menjalani gaya hidup sehat selama menghadapi masa pandemi ini, dan menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap harinya bagi orang dewasa dan 1 jam setiap harinya bagi anak-anak.

Referensi:

https://www.who.int/